TOP NEWS

“Sentuhan Pelayanan Untuk Anda Adalah Kepuasan Bagi Kami” PT.EKAPARI RAYA TOUR JL.KI AGENG GRIBIG NO.5B,KLATEN TELP / FAX : (0272) 324958 Hp : 085229747440 E-MAIL : ekapari_raya@yahoo.com

Jawa Barat



Wisata Belanja ke Pusat Sepatu Cibaduyut Bandung









MENYEBUT nama Cibaduyut, maka yang langsung terlintas adalah sepatu dan jaket serta berbagai asesoris yang terbuat dari bahan kulit. Pekan lalu, tepatnya Sabtu-Minggu 3-4 Maret 2012, kami sekeluarga mencoba berwisata belanja di pusat sepatu pusat kota Bandung, yang dulu dikenal dengan sebutan Paris Van Java ini.

Cibaduyut berada di daerah selatan Bandung. Atau kira-kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya ter-kenal dengan sentral sepatu kulit. Kami rombo-ngan dari Kota Bekasi, datang dari arah jalan tol Jakarta-Cikampek. Sebelum sampai ke Cikampek, mengambil jalur kiri masuk tol Padalarang.

“Karena kita dari Bekasi, lebih dekat kalau keluar pintu Tol Leuwi Panjang. Lokasi Cibaduyut lebih dekat,” kata Usman Lantara, driver kami, pria bujang asal Kota Makassar yang mencoba urban ke Jakarta. Namun karena ingin bersi-laturahmi dulu ke keluarga, bablas dulu dan keluar pintu tol Buah Batu.

Wisatawan domestik yang menggunakan tranportasi darat, bisa keluar melalui Tol Kopo atau Tol Mochammad Toha. Berbagai oleh-oleh sebagai ciri khas kota Ban-dung bisa anda dapatkan di sini, seperti peyeum, dodol, opak, dan lain-lain. “Untuk iseng-iseng makan di perjalanan, saya beli dodol dan pe-yeum,” kata Agung, yang datang bersama temannya, Pandu, Akbar. Ketiganya mengaku bersahabat, lulusan MAN 1 Ko-ta Bekasi.
Untuk menuju ke Cibaduyut, memang tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut, Bandung. Itulah ciri khas sebagai pertanda bahwa kita sudah memasuki lokasi. Patung sepatu merupakan lambang dari Jalan Cibaduyut, bahkan satu-satunya yang ada di kota Bandung.

Sepatu, tas dan dompet merupakan salah satu asesoris yang selalu digunakan dan dibawa, baik bagi pria maupun wa-nita. Bandung merupakan salah satu sentral pembuatan asesoris tersebut. Cibaduyut juga dikenal sebagai deretan toko terpanjang di Asia.

“Produk sepatu Cibaduyut, tidak kalah de-ngan merek luar negeri. Saya borong sendal kulit untuk teman-teman di kantor,” kata Erni Yusnita, karyawati Bank BRI yang sedang diklat di Jakarta. “Murah koq, Rp15.000, sudah dapat dua pasang,” kata mantan pramugari darat Maskapai Penerbangan Lion Air ini.
Memang tak hanya Erni yang tertarik datang ke Cibaduyut. Buktinya dengan banyaknya turis domestik yang juga datang ke sini.

Sepanjang Jalan Cibaduyut, banyak berdiri toko-toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Keistimewaan dari Cibaduyut, bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi.
Jika Cibaduyut terkenal akan sentral sepatu dan tas, ada wilayah lain di Bandung yang juga ter-kenal dengan produk jeans, yaitu Cihampelas, Bandung. Itu sebabnya ketika saya menulis status di facebook dan mengabarkan kalau lagi berada di Cibaduyut, langsung direspon dengan komentar: “Jangan lupa jaket kulit, bang”.

Sekilas Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta. Kota kembang, merupakan sebutan lain untuk kota ini. Pasalnya, zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh.
Daerah ini juga disebut “Parijs Van Java” karena keindahannya. Atau kota belanja, dengan mal dan factory outlet, disamping kota wisata kuliner. Pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur. Kota ini juga salah satu tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Iklimnya dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk.

Kata “Bandung” berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama “Bandung” diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan, disebut perahu bandung.

Kota Parahyangan ini dapat dicapai melalui jalan Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) dengan waktu tempuh antara 1.5 jam sampai dengan 2 jam. Jalan tol ini merupakan pengembangan dari jalan Tol Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi), yang sudah dibangun sebelumnya.
Ibukota Provinsi Jawa Barat ini memiliki Bandar Udara, namanya Husein Sastranegara, menghubungkan beberapa kota-kota  di Indonesia. Juga mempunyai stasiun kereta api, selain 5 stasiun KA lain yang merupakan stasiun khusus peti kemas, yakni Gedebage, Cimindi, Andir, Ciroyom dan Cikudapateuh. Bandung juga banyak melahirkan penyanyi dan grup musik besar di tanah air. (aliem)

Museum Konferensi Asia Afrika


Selintas Museum
Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) atau Gedung Merdeka merupakan Museum Sejarah Politik Luar Negeri Republik Indonesia yang berlokasi di Gedung Merdeka Bandung. 

Gedung yang digunakan sebagai ruang tata pameran museum  dibangun pada tahun 1940 oleh Arsitek A.F. Aalbers dengan gaya arsitektur Moderism with Art Deco Influences. 

Sedangkan Gedung Merdeka, dibangun untuk pertamakalinya pada tahun 1895 dan selanjutnya secara berturut-turut pada tahun 1920 dan 1928 gedung tersebut direnovasi kembali sehingga menjadi gedung dalam bentuknya yang  sekarang. Pembangunan gedung ini dirancang oleh dua arsitek berkebangsaan Belanda bernama VAN GALLEN LAST dan CP. WOLFT SCHOEMAKER, Profesor di Techniche hogeschool atau ITB sekarang. Di gedung inilah Konferensi Asia Afrika berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955.







Pendirian Museum KAA merupakan gagasan dan prakarsa Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, SH.,LL.M. Sebagai Menlu RI (1978-1988) beliau kerap bertatap muka dan berdialog dengan para pemimpin Negara dan Bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan tersebut, beliau sering memperoleh pertanyaan tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung. Berulangkali pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi kota Bandung dan Gedung Merdeka. 

Terilhami oleh hal tersebut, maka muncullah gagasan untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 sebagai  tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia.  Jiwa, semangat dan pengaruh KAA telah menyebar ke seluruh dunia, terutama bumi Asia Afrika, sehingga mereka ingin bernostalgia mengunjungi tempat diselenggarakannya. Gagasan tersebut diaktualisasikan dalam bentuk pendirian Museum KAA di Gedung Merdeka Bandung. 

Maka pada kesempatan Forum Rapat Panitia Peringatan 25 tahun KAA tahun 1980 yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dilontarkanlah gagasan pendirian museum tersebut . 

Gagasan tersebut memperoleh sambutan  baik, terutama dari Presiden Republik Indonesia Soeharto. Sejak itu, salah satu aktivitas Panitia Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika adalah mewujudkan rencana tersebut.

Gagasan pendirian museum kemudian diwujudkan oleh Joop Ave, sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 tahun KAA dan Dirjen Protokol dan Konsuler Deplu (1980-1982), bekerjasama dengan Depdikbud, Deppen, Pemda Provinsi  Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan Pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT. Decenta Bandung. Museum KAA diresmikan  oleh Presiden Soehato pada tanggal  24 April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun KAA.

Tujuan pendirian Museum KAA, dirumuskan dalam poin-poin kalimat sebagai berikut:     

   1. Menyajikan peninggalan-peninggalan, informasi yang berkaitan dengan KAA, termasuk latar belakang, perkembangan konferensi tersebut, sosial budaya, dan peran bangsa-bangsa Asia Afrika, khususnya bangsa Indonesia dalam percaturan politik dan kehidupan dunia;

   2. Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan buku-buku, majalah, surat kabar, naskah, dokumen, dan penerbitan lainnya yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan dan peranan bangsa-bangsa Asia Afrika dan Negara-negara berkembang dalam percaturan politik dan kehidupan dunia serta social budaya negara-negara tersebut;

   3. Melakukan penelitian tentang masalah-masalah Asia Afrika dan Negara-negara berkembang guna menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian ilmiah di kalangan pelajar, mahasiswa, dosen, dan pemuda Indonesia serta bangsa-bangsa Asia Afrika pada umumnya, dan memberi masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan politik luar negeri;

   4. Menunjang upaya-upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan;

   5. Menunjang upaya-upaya untuk menciptakan saling pengertian dan kesatuan pendapat serta meningkatkan volume kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika dan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
  
   6. Melalui koleksi serta sarana dan prasarana yang dimilikinya, seperti : R. Kepala Museum, R. Administrasi, R. Perpustakaan, Souvenir Shop, R. Pameran, R. Koleksi, Gudang Koleksi, R. Pamer Temporer, Lobby, R. Audiovisual,  Mushola, dan MCK, pengelola Museum KAA, berupaya mewujudkan tekadnya dalam melayani pengunjung sebaik mungkin sesuai dengan harapannya datang ke museum.

   7. Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika Tahun 2005 dan Peringatan 50 Tahun KAA tahun 1955 yang berlangsung pada tanggal 22-24 April 2005, tata pameran Museum KAA direnovasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri RI Dr. N. Hasan Wirayuda. Penataan kembali museum tersebut dilaksanakan atas kerjasama  Departemen Luar negeri dengan Sekertariat Negara dan Pemerintah Provinsi jawa Barat. Sementara Perencanaan dan Pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vico Design dan Wika Realty.

Koleksi Museum
Koleksi Museum Asia Afrika berjumlah  4.000 buah.
Penataannya dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

a.      Koleksi benda-benda tiga dimensi :

    * Suasana Sidang Pembukaan Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka 18 April 1955
    * Kursi rotan yang diduduki para delegasi ketika melakukan pertemuan untuk melobi dan mempererat persahabatan
    * Kamera, mesin tik, dan mesin teleks yang dipakai selama konferensi berlangsung
    * Terbitan prangko-prangko yang berhubungan dengan konferensi Asia Afrika

b.     Gallery foto mengenai : Gedung merdeka dari masa ke masa

Sejarah Konferensi Asia Afrika yang menggambarkan suasana dunia internasional sebelum pelaksanaan konferensi, konferensi-konferensi pendahuluan, persiapan dan pelaksanaan serta menampilkan suasana hasil konferensi tersebut terhadap perkembangan dunia internasional.

Saung Angklung Udjo


Saung Angklung Udjo didirikan pada tahun 1967 oleh Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati Udjo. Di tempat inilah kesenian musik Angklung dilestarikan. Nama Udjo sendiri diambil dari nama pendiri sekaligus pemilik tempat ini. Berdirinya padepokan ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan Bapak Daeng Soetigna, seorang tokoh angklung yang juga merupakan guru dari Mang Udjo.

Angklung adalah sejenis alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang mempunyai suara dan irama yang khas. Angklung merupakan gabungan dari beberapa instrumen yang terdiri dari pipa bambu dengan ukuran yang berbeda-beda dan ditempatkan di suatu bingkai yang kecil dan diguncangkan untuk mengeluarkan bunyi.

Selain tempatnya yang sangat khas dengan ornamen yang serba bambu, tempat ini juga dikelilingi rumah-rumah penduduk. Saung Angklung Mang Udjo menawarkan daya tarik wisata dengan menampilkan pertunjukan angklung dan demonstrasi berbagai kesenian Sunda lainnya yang dibawakan oleh kelompok anak-anak setempat. 

Datang dan nikmati pagelaran serta pelajari cara memainkan Angklung di tempat istimewa ini, yang selalu siap menyambut dan memberi ruang apresiasi bagi setiap Anda dan pengunjung lainnya. Jangan lewatkan pula melihat proses pembuatan alat musik angklung, yang sama menariknya dengan menonton pertunjukan itu sendiri. 



Lokasi:  Jl. Padasuka No. 118, Bandung 40192
Koordinat : 6° 53' 48" S, 107° 39' 17" E
Telepon: (022) 7271714
Email: info@angklung-udjo.co.id
Internet: www.angklung-udjo.co.id
Arah:  Dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum ke arah terminal Cicaheum dan berhenti di pertigaan Jalan Suci - Jalan Padasuka, kemudian naik ojeg menyusuri  Jalan Padasuka.
Fasilitas: Tempat parkir yang luas, restoran 


0 komentar: