TOP NEWS

“Sentuhan Pelayanan Untuk Anda Adalah Kepuasan Bagi Kami” PT.EKAPARI RAYA TOUR JL.KI AGENG GRIBIG NO.5B,KLATEN TELP / FAX : (0272) 324958 Hp : 085229747440 E-MAIL : ekapari_raya@yahoo.com

Luar Jawa



Kerajinan Gerabah di Banyumulek ( Lombok )

Gerabah merupakan kerajinan khas Indonesia. Di berbagai wilayah di negeri ini sentra-sentra yang memproduksi dan menjual tembikar tersebar luas. Di Lombok, Banyumulek merupakan pusat industri ini. Uniknya, Anda tidak hanya bisa membeli dan melihat langsung bagaimana Tembikar diproduksi namun juga belajar membuatnya. Mengasyikkan bukan ?

Banyumulek terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, 14 km ke arah selatan Banyumulek terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, 14 km ke arah selatan Mataram. Daerah seluas 4,21 hektare itu dihuni 10.347 jiwa yang rata-rata berprofesi sebagai pengrajin tembikar. Sebagai pusat rujukan kerajinan gerabah di Lombok, oleh pemerintah Banyumulek dinobatkan sebagai lokasi Pengembangan Sistem Inovasi Daerah.

Pada awalnya, para pengarajin di Banyumulek membuat gerabah dengan jenis barang yang bisa dipakai sehari-hari, misalnya kendi, gentong, asbak dan sebagainya. Namun mengikuti perkembangan dunia interior dan pesatnya pertumbuhan hotel di Lombok, maka kini pengrajin juga membuat gerabah sebagai ornamen interior dan keindahan. Hasil produksi gerabah Banyumulek tidak hanya untuk konsumen dalam negeri namun juga diekspor ke beberapa negara seperti Amerika, Belanda, Italia, Selandia Baru, Denmark serta Malaysia. Banyumulek adalah salah satu penghasil devisa Lombok.

Di Banyumulek, pembuat gerabah justru didominasi oleh kaum wanita. Sejak kecil mereka sudah diajarkan secara turun temurun untuk membuat gentong ataupun barang-barang gerabah lainnya. Tak heran jika Anda berkunjung ke tempat ini, Anda akan melihat wanita-wanita ini sangat terampil membentuk gentong tanpa alat bantu ukur seperti meteran. Dengan hanya bermodalkan rasa alias feeling mereka dapat membuatnya dengan mudah. Dalam sehari, mereka dapat menghasilkan setidaknya 10 gentong. Bahkan, karena kerajinan gerabah sudah begitu mendarah daging pada masyarakat Banyumulek, hingga ada keyakinan bahwa semakin gadis remaja disini pintar membuat kerajinan gerabah akan ia semakin enteng mendapat jodoh. Ya, mayoritas dari mereka memang berjodoh dengan jejaka di kampung itu. Jika para wanita yang aktif membuat kerajinan, maka para lelakinya yang mencari tanah liat sebagai bahan dasar gerabah.
Pura Lingsar ( Lombok )

Pura Lingsar berada di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Pura ini adalah pura terbesar di Lombok. Dibangun sejak 1741 oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem dan dianggap pura yang paling suci di Lombok. Uniknya, pura ini gabungan antara niali-nilai agama Hindu dan Islam Wetu Telu. Latar belakang inilah yang menjadi daya tarik utama Pura Lingsar. Oleh karenanya kawasan pura ini terbagi menjadi dua. Di bagian utara terdapat pura Hindu bernama Gaduh, sedangkan di bagian selatan berdiri pura Weku Telu bernama Kemaliq.


Pura dengan luas 26 hektar ini betul-betul menunjukkan harmonisasi antara agama Islam dan Hindu. Sehingga tak heran jika ritual 2 agama tersebut dapat berjalan berdampingan tanpa terjadi gesekan. Sebagai simbol menjaga kesucian pura ini maka setiap pengunjung diharuskan untuk menggunakan selendang kuning sebagai tanda penghormatan. Kendati selalu digunakan untuk beribadah dua agama yang berbeda namun dalam setahun sekali ada upacara yang melibatkan umat Hindu dan Islam di pura ini. Upacara itu bernama Perang Topat. Dalam ritual ini mereka “berperang” menggukana topat atau ketupat yang dilemparkan kepada sesama temannya. Maksud dari perang ini adalah sebagai tanda bersyukur atas rejeki yang selalu dilimpahkan oleh Tuhan. Perang Topat biasanya dilakukan pada sebelum musim tanam pagi dan sesudah musim penghujan.

Selain ritual-ritual yang unik, Anda juga harus menjelajahi tempat ini. Selain pura Gaduh dan Kemaliq, di Pura Lingsar terdapat kolam yang dibangun untuk menghormati Dewa Whisnu dengan luas 6.230 meter persegi. 

Kolam bernama Telaga Ageng ini dihuni ikan yang jika tidak dipanggil keluar tidak akan menampakkan diri. Pengunjung harus melemparkan telur ayam rebus agar ikan-ikan itu keluar. Telaga Ageng mempunyai 9 pancuran yang airnya akan memancar ke dalam kolam. 

Di dasar kolam Anda akan melihat banyak uang koin yang berserakan. Uang-uang tersebut dilempar oleh pengunjung. Konon katanya setiap pengunjung yang melempar koin ke dalam kolam akan mendapatkan kemudahan rejeki dari Tuhan. Sumber: Panduanwisata

Pesona Rinjani dari Desa Wisata Sembalun


Puas memamen buah dan sayur, kita bisa soft trekking melintasi bukit Sembalun dan melihat keindahan desa ini dari ketinggian. Salah satu spot soft trekking yang disukai wisatawan adalah desa Belek. Di desa ini kita bisa melihat rumah tradisional masyarakat suku Sasak atau yang biasa disebut dengan Bale Belek. Menurut cerita sejarah, konon Desa Belek adalah desa pertama Sembalun dan menjadi awal mula kawasan ini. Dari desa Belek, kita bisa menuju ke bukit anak dara yang berada persis di belakang desa ini. Di titik ini kita bisa melihat pemandangan alam yang jauh lebih lengkap dan indah. Ada areal persawahan, pedesaan dan Gunung Rinjani yang menjulang indah.
Untuk mempermudah wisata ke desa Sembalun dan mendapatkan spot-spot yang mengasyikkan sebaiknya Anda ditemani seorang guide yang akan mengarahkan perjalanan wisata kita. Di desa ini kita bisa mendatangi CDC (Community Development Center). Organisasi ini beranggotakan warga Desa Sembalun yang sudah mengerti dan hafal benar desa mereka.
Sumber: panduanwisata

9 Gili Tujuan Wisata di Lombok

Sedikitnya ada 9 gili di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang menjadi destinasi wisata. Gili-gili ini beberapa diantaranya sudah dikenal dan beberapa lainnya masih jarang terdengar. Saat liburan ke pulau ini, Anda bisa memilih gili mana yang akan Anda kunjungi, semuanya menawarkan keindahan alam dan kekayaan bawah laut yang memesona.
1. Gili Trawangan
Gili Trawangan adalah pulau paling popular di Lombok. Disini ada berbagai sajian khas alam yang bisa Anda nikmati. Pasir di pantai ini sangat putih, airnya juga jernih, kawasan pantai bersih dan bebas dari pedagang asongan menjadi daya tarik utama Gili Trawangan. 

Anda akan melihat betapa wisatawan asing, khususnya, dengan santainya berjemur di bibir pantai tanpa merasa terganggu. Gradasi warna laut yang biru dan hijau akan menjadi pemadangan lazim mata Anda. Lautan tanpa batas, warna yang indah. Ya, inilah surga Gili Trawangan. Kita juga bisa melihat ikan dan terumbu karang langsung dari atas kapal yang berlayar tanpa harus menyelam. Read more
2. Gili Meno
Gili Meno hanya dihuni sekitar 300 penduduk. Itulah mengapa Gili Meno disebut sebagai pulau dengan fasilitas minim karena tidak ada toko, sehingga wisatawan harus memiliki persediaan sendiri.

Namun demikian, Gili Meno menyimpan keindahan yanag tak dipunyai oleh gili lainnya yakni danau garam dan sudut menyelam yang spektakuler seperti Meno Wall, Sea Point Penyu dan Point Coral Blue. Pantai di bagian timur pulau ini sangat bagus dan cocok untuk snorkling.

Di Gili Meno Anda akan menjumpai penyu bebas berenang dan species karang berwarna-warni. Ada banyak pilihan aktivitas liburan yang menyenangkan di Gili Meno.

Sudut-sudut untuk diving sudah menanti untuk Anda susuri. Taman terumbu karang di sekitar utara timur pantai ini layak dikunjungi, warna-warna koralnya mempesona mata penyelam. Jika beruntung, Anda akan berpapasan dengan segerombolan school fish yang hilir mudik. Read more
3. Gili Air
Gili Air menawarkan beberapa spot diving dan snorkling yang menawan. Anda tidak akan kesulitan untuk memuaskan hasrat menyelam Anda karena disini banyak operator yang menyediakan peralatan dan pemandu selam.

Sudut pantai yang biasa dikunjungi para penyelam adalah di bagian timur Gili Air. Di sana kita akan dihujani pemandangan yang luar biasa. Ikan-ikan karang akan menemani kita selama snorkling.

Kawasan yang biasa dipakai snorkling ini mempunyai kedalaman dari 1, 5 meter hingga 3 meter. Jangan terlalu jauh menyelam, karena di kawasan ini dipasang sebuah tali sebagai tanda jika kita sudah melewati batas aman untuk snorkling. Oya, upayakan snorkling pada saat ombak sedang landai. Cobalah menyelam agak ke tengah untuk mendapatkan pemandangan bawah laut yang memesona. Read more
4. Gili Asahan

Salah spot di Gili Asahan yang kerap dikunjungi diver adalah secret garden. Disini, arus perairannya lumayan kencang sehingga Anda harus berhati-hati dan memperhatikan arahan yang dikatakan oleh guide. Bagi penghobi fotografi underwater, secret garden mempunyai visibility sekitar 25 meter, cukup jelas untuk memotret berbagai terumbu karang dan ikan-ikan indah yang hilir mudik mengitari kita. Disini kita bisa melihat nudibranch yang kerap menjadi incaran para diver karena keindahannya. Selanjutnya, ada sanking point. Karakteristik perairannya dinamis, kadang tenang kadang berarus. Penghuni diving point ini adalah ikan-ikan dengan warna beraneka macam, soft coral, hard coral, anemone dan masih banyak lagi. Dengan visibilitas 25-30 meter memudahkan para fotografer mengabadikan keindahan ini. Diving spot selanjutnya yang tak kalah menawan adalah Belongan. Disini terdapat gugusan pinacle coral dengan diameter 2 m dan tinggi sekitar 5 m. Kita bisa menjumpai frog fish dan lobster. Walau visibilitasnya Cuma berkisar 10-15 meter saja, namun Belongan tetap saja menarik untuk dieksplorasi. Read more
5. Gili Kondo
Gili Kondo akan memanjakan mata dan hati Anda. Hamparan pasir putih, birunya laut dengan garadasi warna yang menunjukkan kedalaman yang berbeda dan cerahnya awan adalah ornamen yang menyumbang kecantikan Gili Kondo. Jernihnya pantai Gili Kondo membuat kita bisa melihat terumbu karang yang cantik tanpa harus menyelam di kedalaman tertentu. Bersantailah di bibir pantai Gili Kondo, dari kejauhan kita akan melihat panorama yang indah. Jika menghadap ke barat, kita akan melihat pulau Lombok yang gagah dengan perbukitan dan awan yang menggantung. Menghadap ke timur kita akan menyaksikan gugusan pulau Sumbawa besar dan kecil yang memesona. Melihat ke utara, pandangan kita akan bertemu dengan Gili Bedagan dan Bidara yang cantik dengan pasirnya yang putih bersih. Beberapa turis asing memanfaatkan Gili Kondo untuk berjemur atau sunbathing. Read more
6. Gili Tangkong
Disini terdapat tempat makan dengan berbagai pilihan menu, plus pasir yang berwarna sedikit kekuningan. Aktivitas paling tepat untuk mengisi kensunyian Gili Tangkong adalah snorkling untuk melihat keindahan bawah lautnya. Alat snorkling bisa kita sewa di dermaga Tawun dengan tarif Rp. 70 ribu meliputi pelampung, alat bantu nafas, fin dan kacamata. Karena tidak banyak turis yang mengunjungi Gili Tangkong, kita bisa sepuasnya bermain air, berenang dan snorkling tanpa khawatir terganggu dengan tamu yang lain. Bahkan kita seperti layaknya sedang berkunjung ke pulau pribadi. Bagi penghobi fotografi underwater, keindahan bawah laut gili ini bisa Anda abadikan. Anda akan melihat banyak sekali ikan-ikan aneka warna plus terumbu karang yang masih terjaga kelestariannya. Pemandangan Tangkong secara keseluruhan memang sangat menawan. Lanskapnya sangat indah. Jika sedang cerah, langit yang kebiruan akan memperindah foto Anda. Read more
7. Gili Sunut
Daya tarik Gili Sunut adalah pantai yang sangat indah di belakang pulau. Pantainya berpasir putih dengan air laut yang hijau kebiruan. Kita juga bisa leluasa untuk bermain, berenang dan bermalas-malasan di bibir pantai yang landai. Tinggi gelombang di pulau ini hanya berkisar 0,2 – 0,5 meter, aman bagi Anda yang ingin mengajak anak-anak untuk bermain di tepi pantai. Pulau dan gili- gili di seberang Gili Sunut menghalangi ombak besar samudera Indonesia datang. Kondisi inilah yang membuat kegiatan olahraga air seperti banan split dan snorkling cocok dilakukan di Gili Sunut. Pantainya masih sangat bersih, karenanya Anda masih bisa melihat sekawanan ikan bergerombol dan hilir mudik dari permukaan air. Jika ingin sensasi lebih, naiklah ke atas bukit kecil, keindahan pantai Gili Sunut terasa jelas dari ketinggian. Oya, tempat ini juga menyimpan potensi pengembangan budidaya mutiara. Budidaya kerang mutiara terletak di sebelah timur Gili Sunut. Read more
8. Gili Nanggu
Pemandangan bawah laut Gili Nanggu sangat elok. Karena tak banyak dijejaki turis membuat terumbu karang masih sangat terawat. Barisan ikan-ikan indah juga akan menjadi pemandagan lazim laut di gili ini. Anda pasti akan berdecak kagum dengan aneka warna dan keindahan yang Anda temui saat menyelam. Ya, Gili Nanggu tidak akan membuat Anda rugi jika memang ingin snorkling dengan bebasnya. Anda juga tak perlu susah-susah membawa peralatan snorkling. Di sana sudah ada penyewaan snorkling yang harganya agak lebih mahal daripada di Gili Trawangan. Bagi yang tak ingin snorkling namun ingin melihat ikan-ikan cantik, Anda hanya perlu membawa roti untuk ditaburkan ke pantai guna memanggil mereka, dan nikmatilah keelokan ikan tersebut. Read more
9. Gili Kedis
Pulau privat ini ukurannya lebih kecil daripada Gili Nanggu. Anda hanya perlu 5 menit untuk mengelilingi Gili Kedis. Sisi kanan dan kirinya berukuran tak lebih dari 100 meter. Di pulau ini, Anda akan dimanjakan dengan jajaran karang yang berada di sekitaran pantai. Ikan-ikan kecil nan indah dengan bebasnya bermain di dekat karang. Anda tak perlu menyelam untuk melihat keindahan bawah lautnya. Di pulau ini Anda bisa dengan bebas berenang, snorkling dan berjemur. Jangan lupa bawalah bekal makan dan minum karena disini tidak ada toko makanan. Jika tidak menginap, usahakan membawa banyak air mineral, karena sinar matahari cukup melimpah. Bawalah kamera agar momen-momen indah di Gili Kedis tak terlewatkan begitu saja. Matahari terbit dan tenggelam adalah pemandangan paling eksotis yang bisa Anda abadikan. Hamparan karang di Gili Kedis juga sayang untuk dilewatkan. Banyak view-view menarik di pulau ini yang akan menambah koleksi foto Anda. Sumber: Panduanwisata

Danau Maninjau ( Sumatra Barat )
habis kata-kata saya untuk menggambarkan betapa indah nya objek wisata yang ada di padang pariaman Sumatra barat ini, hmm,, sebagai seorang yang pekerjaan nya berwisata pasti nya saya mempunyai cerita-cerita unik di beberapa tempat wisata, yapp minggu ini saya bertugas mengantarkan rombongan tour ke daerah kota kelahiran abang ipar saya yaitu padang sumatra barat, seperti yang saya banyak orang katakan di kota yang satu ini sering di sebut sebagai sorga wisata, karena selain banyak pemandangan alam yang indah, di kota ini juga terdapat banyak cerita dan misteri tentang suatu tempat, yah cotoh nya saja : batu malin kundang, dan banyak lagi,,hehe





keberangkatan saya dari jakarta itu dari minggu malam sehingga saya tiba di sana hari senin sekitar jam 2 malam, kami pun langsung menuju penginapan yang ada di bukit tinggi, hampir sama dengan jakarta dan bandung di bukit tinggi ini ternyata walaupun sudah tengah malam namun kota ini tidak pernah sepi.


pagi hari nya kami mempunyai jadwal wisata pertama ke Danau Maninjau yang ada di pariaman, kurang lebih sekitar 20 kilometer harus kami tempuh dengan menggunakan bis pariwisata untuk sampai ke pariaman dari bukit tinggi tempat kami bermalam, tiba di pariaman pemandangan alam yang indah dengan udara sejuk sudah kami rasakan dari dalam bis (walaupun masih tertutup kaca,,hehe).












tempat wisata Danau Maninjau ini sangat unik, karena untuk tiba di tempat objek wisata itu sendiri (Danau Maninjau) para wisatawan/pengunjung harus melewati rintangan yang dinakanan jurang 44 kelok atau bahasa padang nya Kelok Ampek Puluah Ampek, yaa jalan yang memiliki 44 belokan dengan jarak pendek dan tajam, kami melewati kelok itu kurang lebih sekitar 45menit.Sumber: see-this-world


Ngarai Sianok

Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kotaBukittinggi, di kecamatan IV KotoKabupaten AgamSumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadangsampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi.
Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkanpulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal)—yang dialiri Batang Sianok(batang berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di zamankolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.




Benteng Fort de Kock (Sterreschans) Bukit Tinggi


Fort de Kock adalah benteng peninggalan Belanda yang berdiri di Kota BukittinggiSumatera BaratIndonesia.
Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa BaronHendrik Merkus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Disekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh sebuah kota yang juga bernama Fort de Kock, kini Bukittinggi.



Benteng Fort de Kock digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837 .Semasa pemerintahan Be­lan­da, Bukittinggi dijadikan sebagai salah satu pusat peme­rintahan, kota ini disebut sebagai Gemetelyk Resort pada tahun 1828. Sejak tahun 1825 pemerintah koloial Belan­da telah mendirikan sebuah benteng di kota ini sebagai tempat pertahanan, yang hingga kini para wisatawan dapat melihat langsung benteng tersebut yaitu Fort de Kock. Selain itu, kota ini tak hanya dijadikan sebagai pusat peme­rintahan dan tempat pertahanan bagi pemerintah kolonial Belanda, namun juga dijadikan sebagai tempat peristirahatan para opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya.
Fort de Kock juga diba­ngun sebagai lambang bahwa Kolonial Belanda telah berhasil menduduki daerah di Sumatera Barat. Benteng tersebut meru­pakan tanda penjajahan dan perluasan kekuasaan Belanda terhadap Bukittinggi, Agam, dan Pasaman. Belanda memang cerdik untuk menduduki Su­ma­tera Barat, mereka meman­faatkan konflik intern saat itu, yaitu konflik yang terjadi antara kelompok adat dan kelompok agama. Bahkan Belanda sendiri ikut membantu kelompok adat, guna menekan kelompok aga­ma selama Perang Paderi yang berlangsung 1821 hingga tahun 1837.
Belanda yang membantu kaum adat melahirkan sebuah kesepakatan bahwa Belanda diperbolehkan membangun basis pertahan militer yang dibangun Kaptain Bauer di puncak Bukit Jirek Hill, yang kemudian diberi nama Fort de Kock.
Setelah membangun di Bukit Jirek, Pemerintah Kolo­nial Belanda pun melanjutkan rencananyamengambil alih beberapa bukit lagi seperti Bukit Sarang Gagak, Bukit Tambun Tulang, Bukit Cubadak Bungkuak, dan Bukit Malam­bung. Di daerah tersebut juga dibangun gedung perkantoran, rumah dinas pemerintah, kom­pleks pemakaman, pasar, sarana transportasi, sekolah juga tempat rekreasi. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Kolonial Belanda tersebut dalam istilah Minangkabau dikenal dengan “tajua nagari ka Bulando” yang berarti Terjual negeri pada Belanda. Di masa itu memang, Kolonial Belanda menguasai 75 persen wilayah dari lima desa yang dijadikan pusat perdagangan.
Sejak direnovasi pada tahun 2002 lalu oleh pemerintah daerah, Fort de Kock, kawasan benteng Fort de Kock kini berubah menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park) dan Taman Burung Tropis (Tropical Bird Park). Hingga saat ini, Benteng Fort de Kock masih ada sebagai bangunan bercat putih-hijau setinggi 20 m. Benteng Fort de Kock dilengkapi dengan meriam kecil di keempat sudutnya. Kawasan sekitar benteng sudah dipugar oleh pemerintah daerah menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan anak-anak.
Benteng ini berada di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Baanjuang. Kawasan benteng terletak di bukit sebelah kiri pintu masuk sedangkan kawasan kebun binatang dan museum berbentuk rumah gadang tersebut berada di bukit sebelah kanan. Keduanya dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh yang di bawahnya adalah jalan raya dalam kota Bukit Tinggi. Kawasan ini hanya terletak 1 km dari pusat kota Bukittinggi di kawasan Jam Gadang, tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
Benteng ini adalah satu dari 2 benteng belanda yang ada di sumatera barat , yang satu lagi terletak di Batusangkar dengan nama benteng Fort Van der Capellen karena 2 kota inilah dahulu yang paling susah ditaklukan belanda saat peran paderi. Sumber: wikipedia

Pantai Bungus


Taman Nirwana – Pantai Bungus – Padang

Sunset Indah Taman Nirwana, Objek wisata pantai selalu menjadi pilihan semua orang. Hembusan angin laut disertai hamparan alam dan lautan lepas, ditingkah debur ombak dan berujung di langit biru lazuardi, membentuk garis horizon di kejauhan, merupakan pesona alam yang menyimpan misteri kebesaran dan keagungan Tuhan
Taman Nirwana, salah satunya, atau yang terkenal dengan sebutan pantai Caroline, merupakan salah satu obyek wisata alam Kota Padang, dengan daya tarik utama berupa wisata bahari. Taman Nirwana memiliki potensi wisata di sepanjang pantai Bungus yang memiliki panorama alam indah di sekitar. Terletak pada jalur wisata jalan raya Bungus-Pessel, sekitar 10 km dari pusat kota. Dapat dicapai dengan kendaraan umum atau pribadi, masuk ke dalam sekitar 500 m, tersembunyi dari kebisingan dan menghadap laut lepas Samudra Indonesia.




Saban hari, khususnya pada hari-hari besar, objek wisata itu selalu ramai diserbu pengunjung. Ketinggian dari muka laut sekitar 1 meter. Suhu pantai antara 24 – 30 derajat Celcius dan kelembaban udara rata-rata 85%. Dari silhuet mentari di ufuk timur, membayang pulau Pisang dan Teluk Bayur di arah Selatan.
Semua keindahan itu dapat dinikmati melalui sejumlah fasilitas pendukug. Diantaranya, pondok wisata berarsitektur Minang, kolam renang anak-anak, beberapa tempat duduk (shelter) untuk rileks memandang laut lepas, jogging track, tempat parkir yang luas dan aman, tempat bermain anak-anak dan camping ground kapasitas 300 orang.

Semilir angin terasa sejuk ketika memasuki gerbang Taman Nirwana. Pohon-pohon kelapa di sekeliling taman itu terlihat melambai-lambai. Terpaan angin pantai membuat suasana sekitar bertambah adem. Sementara itu, jogging melalui jalan setapak bisa dilakukan sambil menikmati berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di hutan sekitar, seperti Musang (Paradoxorus Hermaproditus), Tupai (Callosiorus Notatus) dan Kera (Presbytis Cristata). Sumber: wisatasumatera


Balai (rumah) Adat Malaris adalah salah satu balai adat Suku Dayak Meratus. Dengan panjang balai yang mencapai 45 m, membuat Balai Adat Malaris menjadi balai adat terpanjang yang dimiliki oleh Suku Dayak Meratus yang tinggal di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Dayak Meratus adalah sub-suku Dayak yang tinggal di kawasan Pegunungan Meratus.
Balai adat ini terletak di Desa LokLahung yang ada di Kecamatan Loksado. Untuk mencapai desa ini dari Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin, anda perlu menempuh perjalanan sejauh 195 km. Sementara dari Kota Kandangan yang merupakan Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, perjalanan masih membutuhkan jarak tempuh sekitar 60 km.


Dimasa lalu, balai adat semacam ini ditempati oleh beberapa keluarga sekaligus yang masih dalam satu kekerabatan yang sama. Jumlah bilik yang ada dalam balai menunjukkan jumlah keluarga yang menempatinya. Semakin banyak keluarga yang menempati balai, maka semakin banyak biliknya. Sehingga pada akhirnya membuat ukuran balai menjadi semakin panjang. Hanya saja pada saat ini, Balai Adat Malaris tidak lagi digunakan sebagai tempat tinggal. Perkembangan zaman sepertinya mempengaruhi bagaimana cara masyarakat Dayak setempat tinggal.
Beberapa keluarga Dayak yang pada masa lalu biasa mendiami satu balai yang sama, kini lebih memilih untuk tinggal di rumah yang berbeda. Rumah yang mereka dirikan berada tidak jauh dari lokasi Balai Adat Malaris. Fungsi dari Balai Adat Malaris yang masih bertahan adalah sebagai tempat pertemuan keluarga dan juga sebagai tempat pelaksanaan berbagai upacara adat. Salah satu ritual yang dilaksanakan di Balai Adat Malaris adalah, Ritual Aruh Adat.
Balai Adat Malaris Berukuran Panjang 45 m
Setiap tahunnya masyarakat adat Dayak Meratus setempat melaksakan upacara Aruh Adat. Aruh Adat adalah suatu ritual yang diadakan sebanyak 3 kali dalam waktu yang berbeda setiap tahunnya. Aruh Basambu Umang adalah Ritual Aruh Adat pembuka yang dilaksanakan sebelum masa penanaman padi dimulai. Berladang adalah keahlian turun-temurun dari Suku Dayak. Padi adalah salah satu tanaman yang dikelola oleh masyarakat adat setempat.
Ritual Aruh Basambu Umang dilaksanakan untuk mengingat Sang Maha Kuasa. Karena berkat kehendak-Nya lah, masyarakat disini bisa memperoleh padi yang tumbuh subur diladang. Ritual pembuka ini diikuti dengan memberikan beras kepada para tamu yang datang berkunjung.
Ketika masa panen pertama setiap tahunnya telah tiba, maka akan diadakan ritual kedua yang disebut dengan Aruh Panen. Ritual ini dilaksanakan dengan cara bersama-sama memanen padi. Tidak lupa pula masyarakat setempat akan membuat lemang yang berukuran panjang dirumah. Lemang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan air santan kelapa.
Pembungkus yang digunakan pada lemang terbuat dari daun bambu. Lemang kemudian dimasukkan kedalam batang bambu untuk kemudian dibakar hingga matang. Lemang berukuran panjang yang telah matang selanjutnya dipotong-potong untuk kemudian dibagian bagi para tamu yang datang berukunjung pada saat pelaksanaan Ritual Aruh Panen. Bagi masyarakat Dayak, lemang ini merupakan tanda yang melambangkan ikatan kekerabatan.
Masyarakat Dayak Meratus Melaksanakan Ritual Aruh Ganal
Ritual Aruh Adat yang terbesar dan merupakan puncak dari ketiga Ritual Aruh Adat yang ada adalah ritual penutup yang disebut dengan Aruh Ganal. Ritual ini dilaksakan oleh masyarakat adat Dayak selama seminggu penuh, sementara 2 ritual yang lain hanya dilaksanakan selama sehari-semalam. Ritual Aruh Ganal dilaksanakan oleh masyarakat adat Dayak Meratus sebagai bentuk ungkapan terima kasih terhadap Sang Pencipta atas rezeki berupa hasil alam yang telah diberikan kepada mereka sepanjang tahun tersebut.
Dalam pelaksanaan Ritual Aruh Ganal akan dimeriahkan dengan iringan kendang yang ditabuh oleh masyarakat setempat. Para pemimpin adat akan melakukan Batandik (tarian) sambil melantunkan Bamamang (do’a). Bantandik dilakukan sambil mengeliling Balai Adat Malaris. Dalam kosmologi masyarakat Dayak Meratus, manusia merupakan perlambangan mikrokosmos, sementara balai adat itu sendiri merupakan perlambangan alam semesta yang juga dikenal sebagai makrokosmos.
Dalam Ritual Aruh Ganal ini juga akan dikorbankan ayam yang seluruh bulunya berwarna hitam. Masyarakat adat setempat berharap dengan diadakannya pengorbanan, maka mereka akan terhindar dari bencana dimasa yang akan datang. Mereka juga akan berkumpul sambil duduk mengelilingi Balai Adat Malaris untuk meminta berkah serta limpahan rezeki ketika masa tanam tahun depan telah datang.
Sesajen Yang Digunakan Pada Saat Ritual Aruh Ganal
Ritual Aruh Ganal dilaksanakan sekitar bulan September setiap tahunnya. Ritual ini mendapat perhatian dari berbagai masyarakat Dayak. Terutama sub-suku dayak yang berasal dari Banua Anam. Mereka datang dari berbagai Balai Adat Dayak lain yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Tercatat ada 43 balai adat milik Suku Dayak Meratus di 9 desa yang berbeda dan masih bertahan hingga kini.
Beberapa pegawai pemerintah Kabupaten setempat juga terlihat turut hadir. Para tamu yang datang pada saat pelaksanaan Ritual Aruh Ganal hanya ikut menonton, tapi tidak ikut dalam prosesi upacara adat. Pelaksanaan Ritual Aruh Ganal merupakan saat yang tepat jika anda ingin berkunjung kesini. Sumber: jalan2

Pasar Terapung

Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.



Suasana dan kegiatan pasar

Dengan menyaksikan panoramanya, wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung dengan sarat muatan barang dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak meninggalkan pasar terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.
Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.

Potensi wisata


Obyek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang disebut rumah lanting, yang selalu oleng dimainkan gelombang.

Daerah Kuin merupakan tipe permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront village) yang memiliki beberapa daya tarik pariwisata, baik berupa wisata alam, wisata budaya maupun wisata budaya. Kehidupan masyarakatnya erat dengan kehidupan sungai seperti pasar terapung, perkampungan tepian sungai dengan arsitektur tradisionalnya. 

Hilir mudiknya aneka perahu tradisional dengan beraneka muatan merupakan atraksi yang menarik bagi wisatawan, bahkan diharapkan dapat dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dapat menjadi pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan Kalimantan Selatan. Masih di kawasan yang sama wisatawan dapat pula mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah dan Komplek Makam Sultan Suriansyah, pulau Kembang, pulau Kaget dan pulau Bakut. Di Kuin juga terdapat kerajinan ukiran untuk ornamen rumah Banjar.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.. Sumber: http://banjarmasinkota.go.id/wisata/objek-wisata/pasar-terapung.html

Taman Laut Bunaken


Taman Laut Bunaken Berada di Kel.Bunaken Kecamatan Bunaken sekitar 7 mil dari Pelabuhan Manado yang dapat ditempuh selama 35 menit dari pusat kota dengan menggunakan kapal motor. Pada awalnyaBunaken adalah pulau karang (atol). Luas wilayahnya sekitar 887,5 hektare dengan kondisi morfologi sedikit bergelombang. Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu Taman Laut terindah di dunia.

Sebagian besar wilayah pantainya terdiri dari hutan bakau dan pasir putih. Lautnya terdapat terumbu karang keras dan lembut, dinding karang yang terjal, dengan beraneka bentuk dan warna biota laut diantaranya terdapat ikan hiu, kura-kura, Mandarin Fish, kuda laut, ikan pari, dan yang terkenal adalah ikan purba Raja Laut (Coleacant) dan masih banyak lagi yang membentuk taman laut nan indah. Keindahan taman lautnya dapat dilihat pada lokasi-lokasi yang disebut dengan Lekuan 1, 2, dan 3, Fukui, Mandolin, Tanjung Paragi, Ron's Point, Sachiko Point, Pangalisang, Muka Kampung, dan Bunaken Timur.. Sumber: wisatanesia



Air Terjun Bantimurung


Wisata alam air terjun Bantimurung di Kabupaten Maros, Sulsel ini menyimpan sejarah panjang di balik namanya yang terkenal. Citizen reporter Ilham Halimsyah menuliskan asal usul nama Bantimurung.
Dalam Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669), Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Belanda. Hal ini menjadikan bentuk-bentuk pemerintahan atau kerajaan-kerajaan kecil yang berada di dalam wilayah Kerajaan Maros diformulasikan dalam bentuk Regentschaap yang dipimpin oleh penguasa bangsawan lokal bergelarRegent (setingkat bupati).





Setelah itu, Maros berubah menjadi Distrik Adat Gemenschaap yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih dari bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu Distrik Adat Gemenschaapyang berada dalam wilayah Kerajaan Maros. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar Karaeng.

Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin Daeng Paroempa, menjadi Karaeng Simbang. Ia mulai mengukuhkan kehadiran kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya ialah dengan melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas dari dan ke daerah-daerah di sekitarnya menjadi
lancar.

Pembuatan jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Namun, suatu waktu pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dari dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut.

Saat itu, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan
jalan. Karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara asal suara itu.

Usai sang pegawai kerajaan melakukan pemeriksaan lokasi, Karaeng Simbang lalu bertanya; “Aga ro merrung?” (Bahasa Bugis; suara apa itu yang bergemuruh?).
Benti, Puang,“ (Air, Tuanku), jawab sang pegawai tadi. "Benti", adalah Bahasa Bugis halus atau tingkat tinggi untuk air. Kosa kata seperti ini biasanya diucapkan oleh seorang hamba atau rakyat jelata ketika bertutur dengan kaum bangsawan. Mendengar laporan tersebut, Karaeng Simbang lalu berkenan melihat langsung asal sumber suara gemuruh dimaksud.

Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang terpana dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. Beliau lalu berujar; “Makessingi kapang narekko iyae onroangngnge diasengi Benti Merrung!“ (Mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh).

Kampung Baru
Berawal dari kata Bentimerrung inilah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malah, daerah di sekitar air terjun tersebut dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung bergelar Pinati Bantimurung.

Saat ini, Bantimurung menjadi salah satu kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Maros, begitu pula Simbang. Sedangkan air terjun Bantimurung menjadi kawasan wisata alam. Air terjun ini berasal dari luapan air yang mengalir jatuh dari atas, merambah batu cadas dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dari permukaan tanah. Air terjun ini menggemuruh sepanjang hari sehingga menjadikannya tempat rekreasi yang sangat populer.

Kawasan wisata alam Bantimurung terletak di lembah bukit kapur.
Dikelilingi pemandangan indah dan berhawa sejuk. Lokasi ini mudah dicapai karena kendaraan umum dari dan ke lokasi selalu tersedia. Apalagi jaraknya hanya sekitar 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Maros, atau sekitar 45 kilometer dari pusat kota Makassar.

Selain air terjun, terdapat objek wisata lain di sekitar kawasan ini yakni goa mimpi dan goa batu. Goa mimpi merupakan salah satu tempat yang digemari. Karena di dalam goa terdapat stalaktit (relief batu yang terbentuk dari tetesan air dan menggantung di atas langit-langit goa) indah dengan kumpulan kristal.

Di sekelilingnya diterangi lampu sehingga memperindah suasana di dalam goa. Inilah yang membuatnya disebut goa mimpi karena ketika berada di dalamnya, kita seakan-akan berada dalam mimpi. Selain itu, kondisi alam tropis yang subur menjadikan kawasan ini sebagai pemukiman ideal bagi berbagai jenis kupu-kupu. Saat ini tercatat sekitar 150 spesies kupu-kupu yang hidup di sini. Beberapa diantaranya merupakan spesies khas yang sulit ditemui di daerah lain. Tak heran bila tempat ini pernah terpilih sebagai pelaksana konferensi internasional kupu-kupu.

Dalam mempromosikan kawasan wisata alam Bantimurung, Pemerintah Daerah Kabupaten Maros pernah membuat akronim nama Bantimurung yang mirip parodi yaitu: Banting Murung, tempat anda membanting kemurungan.

Adapun Karaeng Simbang wafat pada tahun 1957 dan dimakamkan di Belakang Masjid Pakalu (salah satu kampung dalam wilayah Kerajaan Simbang, sekarang bernama Lingkungan Pakalu dalam wilayah Kecamatan Bantimurung), yang dibangun dengan dana swadaya di atas tanah pribadinya. Karena itulah ia bergelar Matinroe ri Masigi’na (yang dimakamkan di mesjidnya). Nama lengkapnya, Patahoeddin Daeng Paroempa Sultan Iskandar Muda Matinroe ri Masigi’na. Sumber:: Enjoyyourlife

Balla Lompoa (Istana Raja Gowa)

Balla Lompoa atau rumah besar adalah istana Raja Gowa berbentuk rumah panggung yang terletak di jantung kota Sungguminasa, Gowa. Dapat ditempuh sekira 30 menit perjalanan dari Makassar dengan berkendaraan darat ke arah selatan.
Istana ini dibangun 75 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1936. Kayu besi atau kayusappu’ mendominasi material bangunannya, dari tiang penyangga, dinding, lantai, tangga, hingga atap. Kepala kerbau yang tergantung diujung atapnya adalah pertanda derajat kebangsawanan pemilik rumah.
12995749111841720722
Suasana Balla Lompoa tahun 1990-an
Pada 1978 hingga 1980, Balla Lompoa direnovasi untuk pertama kali. Pasak tiang dari kayu diganti dengan baut besi. Bagian bawah rumah juga dilapisi lantai beton agar kayu tidak bersentuhan langsung dengan tanah sehingga tidak mudah lapuk.
Pada 2009, Balla Lompoa kembali direnovasi. Hingga kini, renovasi telah selesai untuk bagian luar. Balla Lompoa diangkat sekira 2 meter ke atas; dasarnya dibeton dengan material batu gunung. Bagian depannya juga sudah dihiasi dengan bangunan tangga bergaya eropa, menyerupai bangunan tangga di Pantai Losari. Huruf-huruf dari bahan fiber berdiri membentuk kata Balla Lompoa.
1299575541171284861
Wajah baru Balla Lompoa tahun 2011
Rencananya pada 2012, renovasi akan berlanjut ke bagian dalam Balla Lompoa.Kayu-kayu yang lapuk dan atap-atap yang sudah terkelupas akan diganti. Koleksi-koleksi sejarah yang selama ini tidak terdata juga akan diperbaiki pengelolaannya.
1299575625365249889
Yang olahraga di area Balla Lompoa, binatang!!!
Pemerintah Kabupaten Gowa memang serius menyiapkan Balla Lompoa sebagai tempat tujuan wisata. Dana yang dianggarkan untuk renovasi tersebut tidak sedikit, sekira Rp 15 Milliar. Kita berharap saja semoga Balla Lompoa tidak kehilangan unsur aslinya.
Sumber: www.kabarkami.com


Fort Rotterdam

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota MakassarSulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan




Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objekwisata di Kota Makassar.
Sumber: wikipedia

Trans Studio Makassar
Trans Studio World Makassar adalah theme park indoor terbesar di dunia saat ini. Memiliki lebih daari 20 wahana permainan dan dilengkapi berbagai fasilitas antara lain mal, restoran, hotel, dan marina yang semuanya berada dalam satu komplek.

Trans Studio World Makassar berada dalam area Trans Studio Resort yang berlokasi di Kawasan Bisnis Global dan Pariwisata Terpadu Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan atau berada di pinggiran pantai sebelah Barat kota Makassar ,berjarak sekitar 5 KM dari Lapangan Karebosi (bagian bawahnya ada pusat perbelanjaan) sebagai pusat Kota Makassar.

Theme Park Trans Studio World Makassar ibarat Universal Studio dan  Walt disney di California Amerika Serikat .Dilengkapi  ruang-ruang simulasi beberapa program stasiun televisi, Trans TV, atau peristiwa di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Tsunami Island, suasana mencekam dilanda tsunami dan gempa bumi. Magic Museum yang berisi benda-benda hidup , Dunia Lain, Arung Jeram, Magic Corner, Lost City, Terror Twister, dan Water Coaster , zona Studio Central, dan Cartoon City. dan masih banyak lagi.

Selain theme park, beberapa fasilitas lain yang dibangun adalah hotel, pasar swalayan, arena rekreasi pantai, fasilitas perkantoran, dan kafe.
Tanggal 09 – 09 – 09, hari bersejarah dimana Trans Studio secara resmi dibuka.
Theme Park didesain oleh John Stevenson, sutradara Kungfu Panda. Theme Park seluas 2.7 hektar (saat ini wahana indoor terbesar dipegang Lotte World Korea dengan luas 1.7 Hektar) dengan kapasitas 5000 orang terdiri atas empat zona dengan 22 wahana permainan.

Tanda Masuk
Studio pass dengan dengan technologi microchip card yang dipakai sebagai alat pembayaran baru pertama kali digunakan di Makassar ( Belum ada wahana di dunia ini yang menggunakan teknologi ini, rencana tahun 2010 ,Disneyland  Orlando, AS, akan menggunakan teknologi ini)
Kartu Studio Pass sebagai pengganti uang, berlaku seumur hidup, dan dapat juga digunakan untuk membeli merchadise atau  kartu tol pra – bayar
Suatu pemikiran global yang patut dihargai, yaitu memilih Makassar sebagai lokasi Trans Studio oleh karena Makassar memiliki pertumbuhan Wisata yang sangat pesat / tertinggi di Indonesia, dan Kehadiran mega proyek Trans Studio ini turut membentuk identitas baru kota ini, sebagai magnet di timur Indonesia dan membentuk  imej Wisata Nusantara yaitu “Jawa adalah masa lalu, Bali adalah masa kini, dan Sulawesi adalah masa depan”. Sumber: Iiindotimnet
Lokasi Theme Park
Lokasi Theme Park

Theme Park in door
Theme Park in door

Sumber: pekanbaruriau

0 komentar: