Benteng Vredeburg, Wisata Murah Belajar Sejarah

Untuk lebih mengetahui informasi mengenai benteng ini, pengelola menyediakan pemandu wisata. Mereka siap memberikan informasi penting mengenai bangunan tua itu mulai dari awal pembangunan, latar belakang sejarah, fungsi bangunan, hingga cerita-cerita misteri di benteng kuno tersebut. Ditemani Pak Setiono seorang pemandu wisata, saya mulai memasuki halaman benteng yang asri. Beliau menceritakan dengan langkah perlahan awal mula berdirinya benteng ini.
Benteng Vredeburg dibangun pertama kali oleh pemerintahan kolonial Belanda tahun 1760 dengan nama Benteng Rustenburg/ benteng peristirahatan. Sesuai namanya, menurut pemerintah Belanda, benteng ini memang difungsikan sebagai tempat peristirahatan pejabat militer Belanda, namun menurut ahli sejarah, benteng ini difungsikan sebagai alat pengontrol Keraton Jogjakarta agar tidak mengganggu kekuasaan kolonial saat itu. Beliau bercerita, memang pada zaman itu, keraton Jogjakarta sedang mengalami kemajuan pembangunan yang pesat, hal ini menjadi kekhawatiran Belanda. Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa jarak antara benteng dan keraton hanya berjarak satu tembakan meriam. Selain itu lokasi benteng yang strategis berada di jalan masuk arah keraton, sehingga jika ingin keluar masuk ke keraton dari wilayah penduduk, harus melewati benteng tersebut.
Perlahan namun pasti saya menelusuri setiap ruangan dalam bangunan dalam benteng. Bangunan yang pertama kami masuki adalah ruangan berisi diorama/ miniatur suasana kota Jogja pada masa revolusi. Pak Setiono menceritakan setiap kajadian dengan meluap-luap sehingga saya benar-benar larut dalam situasi perjuangan tersebut. siapa yang tidak naik semangat nasionalismenya? Setelah jantung dibuat berdebar-debar dengan cerita Pak Setiono, kami memasuki bangunan disebelah kanan pintu masuk, yaitu kantor pusat pemerintahan kolonial Belanda. Semilir angin menerobos memasuki ruangan setelah pintu reot saksi bisu sejarah dibuka perlahan. Beliau masih menuturkan jengkal demi jengkal sejarah benteng ini. Seiring pergantian kekuasaan, status kepemilikan benteng ini juga berubah-ubah, ujarnya. meskipun benteng ini didirikan oleh pemerintahan Belanda, status kepemilikan pertama dipegang oleh keraton Jogjakarta. Baru pada saat VOC masuk tahuin 1788, benteng ini dihibahkan sebagai pusat pengatur perdagangan.
Tahun 1799 VOC bangkrut akibat korupsi dan ketidakpercayaan, benteng ini diambil alih oleh pihak Belanda dibawan pemerintahan gubernur Van Den Burg hingga masa pemerintahan gubernur Daendels. Benteng ini sempat diambil oleh pemerintahan Inggris dan direbut kembali oleh Belanda. Pada tahun 1942 jatuh ketangan Jepang Hingga tahun 1980, atas persetujuan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, benteng tersebut dijadikan pusat pengembangan budaya nusantara.
Sambil sesekali mengelap wajahnya yang berkeringat, Pak Setiono mengantar saya pada bangunan terakhir yang berisi barang-barang peninggalan sejarah seperti perabotan rumah tangga, lukisan, foto, dan benda-benda saksi bisu sejarah lainnya. Pak Setiono menuturkan kembali bahwa Benteng Rustenberg ini akhirnya diubah menjadi Benteng Vredeburg/ Benteng Perdamaian pada tahun 1992 dengan nama resmi Museum Perjuangan Nasional.
Untuk berwisata penuh nilai pendidikan ini, pengunjung tak perlu bayar mahal, untuk orang dewasa dan orang asing, cukup membayar Rp.750 dan anak-anak Rp. 250. Akhirnya, perjalanan saya dan Pak Setiono berakhir di halaman benteng lagi. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak lupa akan sejarahnya", tutup ia sambil tersenyum. FBN
0 komentar: